Wednesday, May 8, 2013

Orang Tua Sebagai Pendidik utama Dalam Keluarga, Surat At-Tahrim(66) ayat 6

Orang Tua sebagai Pendidik Utama Dalam Keluarga, Surat At-Tahrim (66) ayat 6

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan". 

*Makna
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah diri kamu, antara lain dengan meneladani Nabi dan peliharalah juga keluargamu yakni istri, anak-anak, dan seluruh yang berada dibawah tanggung jawab kamu dengan mendidik dan membimbing mereka agar kamu semua terhindar dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia-manusia kafir dan juga batu-batu antara lain yang dijadikan berhala-berhala. Malaikat-malaikat yang kasar-kasar hati dan perlakuannya dalam melaksanakan tugas penyiksaan. 

* Isi kandungan  surat At-Tahrim ayat 6
Ayat enam di atas menggambarkan bahwa dakwah dan pendididkan harus bermula di rumah. Dalam hal ini berarti orang tua bertanggung jawab terhadap anak-anak dan juga pasangan masing-masing sebagaimana masing-masing bertanggung jawab atas kelakuannya. Beberapa pelajaran yang dapat diambil dari surat At-Tahrim ayat 6 yakni perintah taqwa kepada Allah SWT dan berdakwah, anjuran menyelamatkan diri dan keluarga dari api neraka, dan pentingnya pendidikan islam sejak dini. Mendidik secara islami dapat dilakukan dengan cara mengajarkan, menunjukkan, mengarahkan, dan membimbing. Cara membina keluarga adalah dimulai dari diri sendiri supaya tidak masuk neraka, setelah itu memelihara seluruh isi rumah tangga termasuk istri dan anak-anak. 


Potensi Edukatif Manusia, Surat An-Nahl(16) ayat 78

Potensi Edukatif Manusia, An-Nahl (16) Ayat 78  
 
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
 
"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberikan pendengaran, penglihatan, hati nurani, agar kamu bersyukur". 

Allah mengajari manusia apa yang sebelumnya tidak  diketahui, yaitu sesudah Allah mengeluarkan dari perut ibu kita tanpa memahami dan mengetahui sesuatu apapun. Allah mengkaruniakan manusia akal  untuk memahami dan membedakan antara yang baik dan buruk.Allah membuka mata bagi manusia untuk melihat apa yang tidak kita lihat sebelumnya. Dan Allah memberikan telinga agar manusia dapat mendengar suara-suara sehingga sebagian dari kita dapat memahami perbincangan satu sama lain. Sehingga manusia dapat saling mengenal dan membedakan. 
 لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ Lafadz tersebut berarti "agar kamu bersyukur" maksudnya manusia hendaknya mensyukuri apa yang telah dikaruniakan Allah baik berupa pendengaran, penglihatan, hati nurani karena begitu banyak kenikmatan yang diperoleh oleh manusia. 
Pendengaran disebutkan paling utama karena sumber pengetahuan utama manusia adalah melalui pendengaran secara lahir dan batin. Melalui semua karunia yang telah diberikan Allah, manusia memiliki tugas dalam hidupnya sebagai hamba Allah dan khalifahnya di muka bumi untuk mengeksploitasi sebanyak-banyak karunia Allah yang tersebar di seluruh belahan bumi demi kemaslahatan hidup umat manusia, dan meraih keridaannya. Potensi yang telah diberikan Allah kepada manusia hendaknya harus terus digali dan digunakan dengan benar dan dibutuhkan juga faktor-faktor yang mendukung seperti dari faktor keluarga, maupun lingkungan. 
3 Teori pendidikan sebagai potensi edukatif manusia : 
  1. Teori Nativisme : Manusia itu sangat bergantung pada potensi yang dibawa sejak lahir. Lingkungan tidak berpengaruh sama sekali 
  2. Teori Tabularasa (Jhon Locke)  :  teori yang ekstrim. Manusia sangat bergantung pada lingkungannya. 
  3. Teori Konvergensi : Teori ini memadukan antara keduanya. Dalam pendidikan islam lebih condong pada teori ini.